Baptisan Hanya Sekali untuk Selamanya

Nats Utama: Efesus 4:5

“Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan.”

Rasul Paulus dengan jelas menegaskan bahwa baptisan adalah satu dan tidak perlu diulang. Baptisan bukan sekadar simbol atau ritual, melainkan meterai kasih karunia Allah bagi orang percaya yang telah lahir baru di dalam Kristus.

1. Baptisan adalah Tanda Karya Kristus yang Sempurna

Baptisan melambangkan kematian dan kebangkitan Kristus, serta penyatuan orang percaya dengan-Nya. Melalui baptisan, seseorang menyatakan bahwa hidup lamanya telah mati dan hidup barunya dimulai di dalam Yesus Kristus.

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus Yesus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?”
(Roma 6:3)

Karena karya Kristus di salib telah selesai dan sempurna, maka baptisan sebagai tanda iman juga tidak perlu diulang. Menuntut baptisan ulang berarti seolah-olah menganggap karya Kristus belum cukup menebus dosa manusia.

2. Baptisan Hanya Sekali untuk Selamanya

Yesus berkata:

“Yang sudah mandi tidak usah membasuh diri lagi, karena ia sudah bersih seluruhnya.”
(Yohanes 13:10)

Baptisan adalah seperti “mandi rohani” yang dilakukan sekali untuk selama-lamanya. Bila seseorang telah menerima baptisan dengan iman yang sungguh-sungguh di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:19), maka baptisan itu tetap sah, meskipun di kemudian hari ia mengalami jatuh bangun dalam iman.

Dalam hal seperti itu, yang dibutuhkan bukan baptisan ulang, tetapi pembaruan hati dan pertobatan.

3. Jika Ragu, Kembalilah Kepada Janji Baptisan

Banyak orang merasa ingin dibaptis ulang karena merasa imannya melemah atau karena pernah jauh dari Tuhan. Namun yang benar, bukan mengulangi baptisan, melainkan menghidupkan kembali janji baptisan itu — yaitu hidup setia kepada Kristus.

“Ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.”
(Wahyu 2:5)

Baptisan tidak menyelamatkan karena airnya, melainkan karena iman kepada Yesus Kristus yang dinyatakan di dalam baptisan. Maka yang perlu dibaharui bukan air baptisan, tetapi hati yang percaya dan taat kepada Tuhan.

4. Menolak Baptisan yang Sah Adalah Keraguan Terhadap Janji Allah

Bila seseorang sudah dibaptis secara benar, namun merasa perlu mengulanginya tanpa dasar iman yang jelas, hal itu bisa diartikan sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap janji keselamatan Allah.

“Sebab mereka yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus ... jika mereka murtad, tidak mungkin dibaharui lagi sedemikian rupa hingga bertobat.”
(Ibrani 6:4–6)

Ayat ini menegaskan bahwa karya keselamatan dari Allah adalah final dan tidak perlu diulang.

Kesimpulan

  • Hanya ada satu baptisan yang sah di dalam Kristus (Efesus 4:5).
  • Baptisan adalah tanda penyatuan dengan Kristus yang kekal dan tidak perlu diulang.
  • Jika iman mulai goyah, yang dibutuhkan adalah pertobatan dan pembaruan hati, bukan baptisan ulang.
  • Menjaga kesetiaan pada janji baptisan adalah bentuk iman yang dewasa dan berakar dalam Kristus.
Air baptisan mengalir sejuk,
Bersama iman tumbuh kekal.
Tak perlu diulang karya yang teguh,
Kristus menyelamatkan untuk selamanya, kekal.

St. JHTP.

Read 66 times

Last modified on Saturday, 04/10/2025

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.

Go to top