Kedaulatan Allah Di Atas Rencana Jahat Manusia
Nats Utama: Kisah Para Rasul 2:23
“Dia yang diserahkan menurut maksud dan rencana Allah telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”
(Yunani: τοῦτον τῇ ὡρισμένῃ βουλῇ καὶ προγνώσει τοῦ Θεοῦ — touton tē hōrismenē boulē kai prognōsei tou Theou)
Kata “βουλή” (boulē) berarti keputusan atau rencana tetap yang tidak dapat digagalkan. Artinya, penyaliban bukanlah kebetulan, melainkan rencana Allah yang sudah ditetapkan sejak kekekalan.
1. Penyaliban: Rencana Kekal Allah, Bukan Skenario Iblis
“Anak Domba yang telah disembelih sejak dunia dijadikan.”
(Wahyu 13:8, Yunani: ἀπὸ καταβολῆς κόσμου — apo katabolēs kosmou)
Yesus datang bukan karena gagal menghindari jebakan iblis, melainkan untuk menunaikan misi penyelamatan:
“Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
(Markus 10:45)
Iblis berpikir ia menang ketika Yesus disalibkan, tetapi di situlah kekalahan iblis dimeteraikan:
“Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.”
(Kolose 2:15)
2. Peran Iblis dan Manusia: Dipakai, Tapi Tidak Berdaulat
Iblis memang masuk ke dalam Yudas Iskariot (Lukas 22:3), dan para imam Yahudi menuntut penyaliban Yesus. Namun, semua itu terjadi di bawah kedaulatan Allah.
“Segala sesuatu yang dilakukan tangan dan keputusan-Mu telah Engkau tentukan dari semula untuk terjadi.”
(Kisah Para Rasul 4:27–28)
Sama seperti kisah Yusuf di Perjanjian Lama:
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakan untuk kebaikan.”
(Kejadian 50:20, Ibrani: חֲשַׁבְתֶּם עָלַי רָעָה וֵאלֹהִים חֲשָׁבָהּ לְטוֹבָה — ḥašavtem ‘alay ra‘ah we’lohim ḥašavah leṭovah)
Iblis hanya bisa bergerak sejauh Allah mengizinkan (Ayub 1–2). Ia bukan rekan sekerja Allah, melainkan alat yang dipakai untuk menggenapi kehendak-Nya.
3. Salib: Puncak Kedaulatan dan Kasih Allah
“Tidak seorang pun mengambil nyawa-Ku dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali.”
(Yohanes 10:18)
Dalam bahasa Yunani, “Aku berkuasa” adalah ἐξουσία (exousia), yang berarti otoritas penuh. Artinya, penyaliban bukan tindakan pasif Yesus, tetapi tindakan aktif penuh otoritas.
“Sudah selesai.” (Tetelestai — Τετέλεσται)
(Yohanes 19:30)
Maknanya: “Sudah genap, sudah dibayar lunas.” Karya penyelamatan sempurna — dan iblis telah dikalahkan.
4. Dampak Teologis: Allah Mengubah Kejahatan Menjadi Kemenangan
Dalam rencana Allah:
- Pengkhianatan Yudas → menjadi penggenapan nubuat (Mazmur 41:10)
- Pengadilan palsu → membuka jalan bagi pengampunan sejati
- Salib → menjadi tanda kemenangan dan kasih kekal
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”
(Roma 8:28)
Kesimpulan
- Penyaliban bukan rencana iblis, melainkan kedaulatan Allah.
- Iblis hanyalah alat sementara dalam tangan Tuhan.
- Yesus mati bukan karena dikalahkan, tetapi karena taat dan mengasihi.
- Salib adalah bukti bahwa Allah berkuasa mengubah kejahatan menjadi karya penebusan kekal.
Cahaya kasih-Nya tiada padam.
Rencana jahat tak dapat menghimpit,
Tuhan ubah jadi karya damai dan salam.
St.JHTP.
Last modified on Saturday, 04/10/2025
Latest from PMJ
- Baptisan Hanya Sekali untuk Selamanya
- Sibasaon 12 Oktober : Daniel 3:13–18 Tema: “Memberitakan Injil dengan Segenap Hati”
- Khotbah 12 Oktober 2025: Roma 1:8–15 Tema: “Memberitakan Injil dengan Segenap Hati”
- Sibasaon 5 Oktober 2025 : 1 Timoteus 6:11–16 - Tuhan Allah Mahakudus dan Mahatahu
- Khotbah 5 Oktober 2025 : Habakuk 1:12–17 - Tuhan Allah Mahakudus dan Mahatahu
Leave a comment
Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.