Sibasaon 5 Oktober 2025 : 1 Timoteus 6:11–16 - Tuhan Allah Mahakudus dan Mahatahu
Pembukaan
Dalam dunia yang penuh tipu daya dan pencarian kekayaan, orang mudah terseret oleh keserakahan dan kesombongan. Tapi Rasul Paulus menasihati Timoteus — seorang hamba Tuhan muda — untuk hidup berbeda. Mengapa? Karena ia melayani Allah yang Mahakudus dan Mahatahu — Allah yang tahu isi hati dan menuntut hidup dalam kekudusan.
Ice breaker: Pernahkah saudara bekerja di bawah pemimpin yang tahu segala detail pekerjaan kita? Kita akan berhati-hati bukan karena takut, tetapi karena menghormati kehadiran dan pengetahuannya. Begitu pula dengan Tuhan kita — Ia Mahatahu dan Mahakudus; mengetahui segalanya, menilai segala niat, dan memanggil kita untuk hidup murni di hadapan-Nya.
Mari kita lihat bagaimana Paulus menuntun Timoteus — dan kita — untuk hidup kudus, beriman, dan setia di bawah pengawasan Allah yang Mahatahu.
Latar Belakang Teks
Surat 1 Timoteus ditulis oleh Rasul Paulus kepada anak rohaninya, Timoteus, yang menggembalakan jemaat di Efesus. Di tengah ajaran sesat dan pencinta uang, Paulus menegaskan pentingnya hidup berfokus pada panggilan rohani, bukan harta duniawi.
Dalam pasal 6:11–16, Paulus memberikan peneguhan terakhir: agar Timoteus “melarikan diri dari yang jahat” dan “mengejar keadilan, ibadah, iman, kasih, kesabaran, dan kelemahlembutan,” karena ia melayani Allah yang Mahakudus dan Mahatahu, yang pada waktunya akan menyatakan Kristus, Raja segala raja.
Poin 1: Allah Mahakudus Memanggil Kita Hidup dalam Kekudusan (ayat 11–12)
Paulus menulis, “Tetapi engkau, hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu; kejarlah keadilan, ibadah, iman, kasih, kesabaran, dan kelemahlembutan.” Frasa “manusia Allah” menegaskan identitas Timoteus — milik Allah yang kudus. Kekudusan bukan hanya menghindari dosa, tetapi aktif mengejar karakter Allah.
Kata “kejarlah” dalam bahasa Yunani diōkō berarti “mengejar dengan semangat dan kesungguhan,” seolah seorang pelari yang tidak menoleh ke belakang. Hidup kudus adalah perjuangan yang harus dikejar terus-menerus.
Ayat paralel: 1 Petrus 1:15–16 – “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Allah yang Mahakudus menuntut umat yang hidup berbeda dari dunia ini.
Aplikasi:
- Bagi PNS dan karyawan: Integritas di tempat kerja adalah wujud menghormati Allah yang Mahakudus. - Bagi pedagang: Kejujuran dalam usaha adalah ibadah sejati. - Bagi pemuda: Kekudusan dalam pikiran dan hubungan adalah cermin kasih Tuhan. - Bagi orang tua: Teladan kekudusan membangun generasi yang takut akan Tuhan.
Ilustrasi: Seperti kaca yang bening hanya akan memantulkan cahaya bila bebas dari kotoran, demikian pula hidup yang kudus akan memantulkan kemuliaan Allah.
Transisi: Tapi bagaimana kita dapat bertahan dalam perjuangan kekudusan ini? Karena Allah yang kita sembah bukan hanya Mahakudus, tapi juga Mahatahu — Ia tahu setiap langkah dan pergumulan kita.
Poin 2: Allah Mahatahu Menyaksikan dan Menguatkan Iman Kita (ayat 12–14)
Paulus menasihati, “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar.” Kata “bertandinglah” (agonizomai) berarti berjuang dengan tekad, seperti seorang atlet yang berlatih di bawah tatapan pelatihnya. Tuhan Mahatahu tidak hanya melihat dari jauh, tapi menguatkan dari dekat.
Ia tahu setiap air mata yang jatuh, setiap godaan yang kita lawan, setiap langkah kecil menuju kesetiaan. Karena itu, Paulus berkata, “Peliharalah perintah ini tanpa cacat dan cela,” sebab Allah melihat dengan mata yang menembus hati.
Ayat paralel: Mazmur 139:1–3 – “Engkau menyelidiki aku dan mengenal aku... segala jalanku Kau ketahui.” Allah Mahatahu tidak pernah salah menilai, dan Ia selalu adil dalam memperhitungkan kesetiaan anak-anak-Nya.
Aplikasi:
- Bagi jemaat yang lelah berbuat baik: Tuhan tahu perjuanganmu, teruslah bertekun. - Bagi pemimpin: Tuhan tahu motivasimu, jadilah teladan dengan hati yang murni. - Bagi semua orang percaya: Jangan menyerah, sebab Allah yang Mahatahu tahu waktu yang tepat untuk memberi mahkota kemenangan.
Ilustrasi: Seperti kamera pengawas yang selalu aktif, tetapi bukan untuk menghukum — melainkan untuk melindungi. Allah Mahatahu bukan pengintai yang menakutkan, tapi Bapa yang mengawasi dengan kasih.
Transisi: Jika Allah Mahakudus memanggil kita hidup murni, dan Allah Mahatahu mengetahui perjuangan kita, maka kita dapat menantikan Kristus dengan hati yang teguh dan penuh hormat.
Poin 3: Allah Mahakudus dan Mahatahu Akan Menyatakan Kemuliaan Kristus (ayat 15–16)
Paulus menutup dengan kemuliaan: “Pada waktu yang ditentukan Allah akan menyatakan Yesus Kristus, Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan.” Hanya Allah yang “bersemayam dalam terang yang tak terhampiri,” yang mengetahui segala sesuatu, dan kepada-Nya hormat kekal diberikan.
Dalam bahasa Yunani, kata “menyatakan” (deixei) berarti “menyingkapkan sesuatu yang telah disiapkan sebelumnya.” Allah Mahatahu sudah menata sejarah dengan sempurna, dan pada waktu-Nya, kemuliaan Kristus akan tampak bagi semua.
Ayat paralel: Wahyu 19:16 – “Raja segala raja dan Tuhan segala tuan.” Hanya Dia yang layak disembah dan dimuliakan, karena Ia Mahakudus dan Mahatahu atas seluruh ciptaan.
Aplikasi:
- Bagi jemaat: Jangan takut pada masa depan, sebab Tuhan Mahatahu telah menetapkannya dengan sempurna. - Bagi semua orang percaya: Hiduplah dalam hormat dan ibadah sejati, karena kita melayani Raja yang kekal. - Bagi pemuda: Jadikan hidupmu alat kemuliaan bagi Allah yang kudus dan tahu segalanya.
Ilustrasi: Seperti sutradara agung yang sudah menulis akhir cerita sebelum adegan dimulai — Allah Mahatahu telah menetapkan kemenangan Kristus dan umat-Nya.
Penutup
Saudara, Allah yang Mahakudus menuntut hidup yang murni, dan Allah yang Mahatahu mengawasi setiap langkah kita. Kita tidak perlu takut, karena Ia bukan hanya tahu, tetapi juga menuntun kita menuju kemuliaan-Nya.
Seruan: Mari kita hidup dengan hati yang takut akan Tuhan, menjaga kekudusan, dan percaya penuh bahwa Allah tahu perjuangan kita. Sebab Ia yang Mahatahu tidak akan salah menghitung, dan Ia yang Mahakudus tidak akan salah bertindak.
“Kekudusan adalah respons kita kepada Allah yang tahu segalanya dan tetap mengasihi kita tanpa cela.”
Pantun penutup:
Embun pagi jatuh perlahan,
Membasahi bumi, menyegarkan jiwa.
Tuhan Mahakudus, Mahatahu yang berdaulat,
Layak disembah sepanjang masa.
Last modified on Saturday, 04/10/2025
Latest from PMJ
- Baptisan Hanya Sekali untuk Selamanya
- Kedaulatan Allah Di Atas Rencana Jahat Manusia
- Sibasaon 12 Oktober : Daniel 3:13–18 Tema: “Memberitakan Injil dengan Segenap Hati”
- Khotbah 12 Oktober 2025: Roma 1:8–15 Tema: “Memberitakan Injil dengan Segenap Hati”
- Khotbah 5 Oktober 2025 : Habakuk 1:12–17 - Tuhan Allah Mahakudus dan Mahatahu
Leave a comment
Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.